komunikasi dalam konseling
Senin, 18 November 2013 @ 04.27 | 0 Comment [s]
1.
Jelaskan
hakikat komunikasi dalam konseling?
Jawab:
Hakikat komunikasi
adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk menyampaikan isi pesannya kepada
manusia lain untuk mencapai tujuan tertentu. Manusia hidup dalam dunia
komunikasi. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan aktifitas komunikasi
antarpribadi, berbicara dengan anggota keluarga, tetangga, dan rekan sejawat.
Pada saat berbicara dengan diri sendiri, meyakinkan diri dalam memutuskan
sesuatu, manusia melakukan komunikasi intra pribadi. Pada sebuah organisasi,
manusia memecahkan masalah atau mengembangkan ide-ide atau inovasi, saling
berinteraksi dalam komunikasi kelompok atau organisasi. Jika berinteraksi
dengan pihak lain yang mempunyai latar belakang budaya berbeda, maka manusia
sudah melakukan komunikasi antarbudaya.
Isi dari interaksi
antarmanusia adalah komunikasi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila
masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan manusia
baik perseorangan, kelompok, atau pun organisasi dalam ilmu komunikasi disebut
tindakan komunikasi.
Unsur-Unsur
Komunikasi komunikasi dalam konseling.
·
Komunikator
(Who?), sebagai pelaku
komunikasi yaitu, orang yang menyampaikan pesan, dalam proses konseling unsur
ini (Konselor) mempunyai peran sentral dan sangat menentukan keberhasilan dari
keseluruhan proses Konseling.
·
Komunikan
(To Whom?), yaitu pelaku
komunikasi yang menerima pesan, dalam proses konseling unsur ini (Konseli)
meskipun tampak berperan ‘pasif’ namun juga mempunyai andil dalam menentukan
arah dan hasil proses konseling.
·
Pesan
(Says what?), yaitu materi
atau obyek atau stimulan yang disampaikan oleh komunikator/konselor. Dalam
hubungannya dengan proses konseling maka pesan ini mencakup sebagai pengarah di
dalam usaha untuk mengubah sikap dan perilaku komunikan/konseli.
·
Media
(In Which Chanel?),
yaitu sarana dan prasarana sebagai alat penunjang untuk terjadinya komunikasi
baik hardware maupun softwarenya. Dalam katagori media ini termasuk juga
suasana, tempat dan kualitas interaksi yang terjadi antar pelaku komunikasi
(antara konselor dan konseli).
·
Umpan
balik/feedback (With What Effect?), yaitu merupakan respon yang diberikan oleh komunikan
(konseli) yang merupakan hasil dari proses komunikasi (konseling). Respon ini
bisa berupa pesan balik (dalam hal ini komunikan akan beralih menjadi
komunikator dan sebaliknya), atau juga berupa perubahan sikap atau perilaku sebagai
hasil akhir (outcome) dari proses komunikasi (konseling).
Hakikat Komunikasi
Komunikasi
merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari kehidupan manusia. Setiap saat
manusia melakukan komunikasi. komunikasi tidak hanya dilakukan dengan
mengucapkan sesuatu, namun juga hanya dengan isyarat. Kita bisa melakukan
omunikasi dengan orang lain bahkan
dengan tidak mengucapkan sesuatu. Komunikasi merupakan penyampaikan
pesan kepada orang lain. Komunikasi harus terjadi dengan beberapa syarat.
Misalnya adalah kedua belah pihak, yaitu penyampaian dan penerimaan pesan, bisa
menangkap reaksi dari lawannya.
Penyampaian pesan
ini akan melibatkan proses komunikasi yang tidak sederhana. Seorang penyampaian
pesan akan menerjemahkan ide dalam otaknyamenjadi sebuah pesan. Pesan ini
kemudian disampaikan dalam bentuk lambing sehingga bisa dimengerti orang lain.
Penerimaan pesan akan menerjemahkan pesan tersebut dan dimengerti oleh otaknya.
Orang yang menerima pesan kemudian akan
bereaksi dengan pesan tersebut. Dia kemudian bisa memikirkan ide sebagai timbal
balik terhadap pesan tersebut. Timbal balik ini kemudian diwujudkan dalam
lambing dan disampaikan kepada pemberi pesan awal. Pada saat ini orang yang
menerima pesan pertama kalinya berubah pesan menjadi pemberi pesan. Hal inilah
yang membuat komunikasi harus berlangsung timbale balik.
Keberhasialan dari
komunikasi adalah tersampaikan pesan dan kemudian bisa diterjemahkan.
Keberhasilan komuniasi ini merupakan tanggung jawab dari peserta
komunikasi.Namun pemberi pesan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam
keberhasilan komunikasi. pemberi pesan ingin pesannya dimengerti. Hal ini
menuntutnya untuk membuat lambing yang bisa dimengerti oleh penerima pesan.
Karena itu sangat keliru jika orang menyalahkan orang lain karena tidak bisa
mengerti apa yang dibicarakan.
2.
Jelaskan
pesan apa yang disampaikan dalam proses konseling?
Jawab:
Cara penyampaian Pesan dalam sebuah komunikasi konseling ada dua cara yaitu
pesan verbal dan non-verbal. Pesan verbal adalah bentuk pesan yang disampaikan
konselor kepada konseli dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Pesan
verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau
keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan
harapan, konseli bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh
konselor. Sedangkan pesan non-verbal adalah pesan yang disampaikan oleh
konselor kepada konseli dengan menggunakan bahasa isyarat, ekspresi wajah,
gerak-gerik tubuh dan lain sebagainya. Pesan non-verbal menempati porsi
penting. Banyak pesan verbal tidak efektif hanya karena konselornya tidak
menggunakan pesan non verbal dengan baik dalam waktu bersamaan. Melalui
pesan non verbal, orang bisa mengambil
suatu kesimpulan mengenai suatu kesimpulan tentang berbagai macam persaan
orang, baik rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan
lainnya. Kaitannya dengan konseling, pesan non verbal bisa membantu konselor
untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus memahami reaksi konseli
saat menerima pesan.
Pesan Yang Disampaikan Dalam Komunkasi
Konseling Yaitu :
a. Pesan Penerimaan Konseli
Pesan penerimaan konseli adalah pesan yang
disampaikan oleh konselor kepada konseli sebagai bentuk penerimaan konselor
akan keberadaan konseli sehingga konseli akan merasa dirinya diterima dengan
baik oleh konselor. Bentuk pesan penerimaan ini bisa ditunjukkan secara verbal
maupun non-verbal. Bentuk pesan verbalnya yaitu dengan mendengarkan dan
merespon dengan baik apa yang disampaikan oleh konseli terkait dengan masalah
yang dihadapinya. Sedangkan bentuk pesan non verbalnya yaitu dengan berjabatan
tangan secara hangat saat konseli datang menemui konseli, dengan memberikan
senyum yang tulus sebagai bentuk penerimaan dan lain-lain.
b. Pesan Pemahaman Konseli
Dalam proses konseling, sebelum mulai membantu
klien dalam memecahkan masalah, konselor harus terlebih dahulu memahami diri
konseli. Pemahaman ini ditujukan agar nantinya konselor bisa lebih mudah untuk
membantu klien dalam proses memecahan masalah. Dengan adanya pemahaman yang
baik oleh konsleor kepada konseli, diharapkan konseli akan lebih merasa nyaman
dan memiliki kepercayaan untuk menceritakan permasalahannya.
c. Pesan Pemahaman Masalah Konseli
Seorang konselor tentunya harus bisa memahami
secara mendalam masalah apa yang sedang dihadapi oleh konseli. Dengan memahami
masalah yang dihadapi oleh konseli, konselor akan lebih mudah untuk memberikan
bantuan yang tepat bagi konseli pada proses komunikasi konseling.
d. Pesan Pemecahan Masalah
Didalam proses konseling, tujuan utama yang harus
dicapai adalah terselesainya masalah yang dihadapi oleh konseli. Untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh konseli maka konselor harus bisa
memberikan cara pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini bisa dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik konseling yang ada, seperti teknik psikoanalisis,
gestalt, client centered, RET, realita, dan lain-lain. Didalam setiap
penggunaan teknik-teknik itu terjadilah suatu proses komunikasi yang bertujuan
untuk memecahkan masalah.
e. Pesan Penguatan
Pada proses komunikasi konseling, tentu ada suatu
pesan yang bertujuan untuk memberikan penguatan dari konselor kepada konseli.
Penguatan ini bertujuan agar konseli bisa lebih bersemangat dan memiliki
motivasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Pesan penguatan ini bisa
diberikan baik secara verbal maupun non-verbal.
f. Pesan Konfrontasi
Pesan konfrontasi ini pasti akan terjadi didalam
proses komunikasi konseling. Pesan ini bertujuan agar konseli bisa lebih
tertantang untuk melakukan hal-hal yang menurutnya tidak bisa dia lakukan dan
hal itu menjadi sumber dari masalah yang dihadapinya. Pesan ini biasanya
digunakan saat konselor menjalankan tahap-tahap konseling dan ini juga terdapat
dalam teknik-teknik konseling.
3.
Berilah
3 contoh penyampaian pesan secara non-verbal dalam komunikasi konseling?
Jawab:
Penyampaian Pesan secara Non-Verbal:
1.
Anggukan kepala; untuk menyatakan sependapat, setuju, searah dengan jalan yang diungkapkan
konseli
2.
Senyuman; untuk menyatakan sikap menerima. Biasanya pada saat menyambut kedatangan
konseli.
3.
Tatapan mata; untuk menyatakan sikap sedang memperhatikan. Tentunya
tatapan mata yang dimaksud adalah menatap/memperhatikan ke arah seluruh wajah
konseli.
4.
Intonasi suara; untuk menyatakan kesesuaian pembicaraan dengan konseli.
5.
Ekspresi muka; untuk mendukung reaksi-reaksi yang diungkapkan konseli.
6.
Diam; untuk menyatakan/mempersilahkan konseli untuk terus melanjutkan
pembicaraan atau empati terhadap ungkapan perasaan konseli. Diam bukan berarti
membiarkan konseli. Diam adalah sikap menghargai.
7.
Gerakan tangan; untuk memperkuat/mendukung apa yang diucapkan konselor secara verbal.
8.
Gerakan bibir; gerakan bibir harus dilakukan secara wajar jika konselor tidak berbicara
karena gerakan bibir yang berlebihan bisa menimbulkan efek sikap negative bagi
konseli.
9.
Pakaian; pakaian konselor akan sangat mendukung dalam proses konseling. Jika
konselor menggunakan pakaian yang bersih, rapi, wangi, dan sesuai, konseli akan
sangat merasa nyaman berbicara dengan konselor.
10.
Jarak tempat
duduk; konselor harus tepat dalam
pengaturan jarak tempat duduk dengan konseli. Karena jika terlalu jauh akan
terkesan menolak, jika terlalu dekat konseli pun tidak akan merasa nyaman.
4.
Berilah
3 contoh umpan balik yang dapat ditunjukkan oleh konseli pada saat atau setelah
suatu proses konseling?
Jawab:
Umpan balik yang ditunjukkan oleh konseli pada saat atau
setelah proses konseling:
a.
Bersikap
Terbuka Kepada Konselor
Konseli yang sudah memiliki rasa nyaman dan rasa percaya
kepada konselor dalam proses konseling, pasti akan bersikap terbuka kepada
konselor tetang permasalahan yang sedang dihadapinya. Konseli akan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan konselor tanpa harus merasa tertekan atau
ragu-ragu. Ini adalah salah satu umpan balik yang diharapkan oleh konselor
untuk ditunjukkan oleh konseli saat proses konseling berlangsung.
b.
Adanya
Perasaan Lega Dan Puas Pada Diri Konseli Setelah Menceritakan Masalahnya
Setelah menceritakan semua masalah yang sedang
dihadapinya kepada konselor, umpan balik yang akan ditunjukkan oleh konseli
adalah perasaan lega dan puas karena dia beban yang ada pada dirinya sedikit
berkurang.
c.
Klien
Merasa Tertantang Setelah Di Konfrontasi
Setelah konselor mengadakan konfrontasi kepada konseli,
umpan balik yang ditunjukkan oleh konseli adalah konseli akan merasa tertantang
untuk melakukan apa yang dikonfrontasikan oleh konselor. Konseli akan merasa
bahwa dirinya mampu dan bisa melakukan hal yang menjadi tantangan baginya.
d.
Adanya
Perubahan Tingkah Laku Setelah Proses Konseling
Setelah proses konseling, salah satu umpan balik yang
ditunjukkan oleh klien adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah
laku yang ditunjukan oleh konseli antara lain, konseli menjadi pribadi yang
lebih mandiri dan lebih bertanggung jawab.
e.
Konseli Mau Datang Pada Pertemuan Konseling
Selanjutnya
Bila konseling merasa nyaman dan merasa bahwa konseling
yang telah dilakukkan membawa perubahan pada dirinya, maka umpan balik yang
akan ditunjukkan adalah dengan konseli datang kembali pada pertemuan konseling
yang telah disepakati bersama.
f.
Perasaan Yang
Biasa Diungkapkan Oleh Konseli.
1.
Perasaan senang
·
Merasa bahagia.
·
Merasa bebas.
·
Merasa puas.
·
Merasa tenang.
·
Merasa
tertarik.
·
Merasa sabar.
·
Merasa nikmat.
·
Merasa yakin.
·
Merasa kagum.
·
Merasa cinta.
·
Merasa lega.
·
Merasa pantas.
·
Merasa santai.
·
Merasa takjub.
·
Merasa damai.
·
dan seterusnya.
2.
Perasaan tidak
senang
·
Merasa asing.
·
Merasa bingung.
·
Merasa takut.
·
Merasa cemas.
·
Merasa benci.
·
Merasa bosan.
·
Merasa cemburu.
·
Merasa sakit
hati.
·
Merasa
kehilangan.
·
Merasa
kesepian.
·
Merasa berat.
·
Merasa berdosa.
·
Merasa tegang.
|
Princess :)
Tagboard :)
Put your Cbox here :) Round of applause :)
Background : SRH Header : Jiba Edit by : You :) |